SIKLUS PRODUKSI & SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI

 Toharudin
Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA

SIKLUS PRODUKSI & SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI

A. Pengertian Siklus Produksi


Siklus Produksi (production cycle) adalah serangkaian aktifitas bisnis dan kegiatan pengolahan
data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus. Siklus
produksi menjadi kekhasan tersendiri bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur
atau produsen, namun tidak berarti siklus ini tidak terjadi pada perusahaan yang menyediakan
jasa.

Keberadaan sistem informasi akuntansi (SIA) sangat penting dalam siklus produksi untuk
membantu manajemen membuata keputusan (decision making), dengan sistem informasi
akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas, dan
yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksi serta
evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasilkan.



B. Kegiatan Siklus Produksi


Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada pada siklus
akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling berkoordinasi
dengan siklus lain.



Hubungan timbal-balik yang terjadi antara siklus produksi dan siklus lainnya dijelaskan sebagai
berikut:





C. Prosedur Siklus Produksi


Fungsi ketiga dari SIA adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk mengambil
keputusan. Dalam siklus produksi, informasi biaya adalah dibutuhkan oleh para pemakai internal
dan eksternal. Kebanyakan sistem akuntansi biaya awalnya telah didesain untuk memenuhi
permintaan pelaporan keuangan.



D. Pengendalian Siklus Produksi


Fungsi kedua dari SIA dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang
cukup untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut terpenuhi:



1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.
2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.


E. Aktivitas SIklus Produksi


Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, yaitu:

1. Desain Produk

Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk, yaitu aktivitas merancang
sebuah produk yang dapat memenuhi keinginan pelanggan baik dari segi kualitas, daya
pakai, fungsionalitas serta secara simultan meminimalkan biaya produksi.

Aktivitas desain produk menciptakan dua dokumen Utama, yaitu pertama, daftar bahan
baku yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing
komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi.  Kedua, daftar operasi yang menyebutkan kebutuhan tenaga kerja dan mesin yang diperlukan untuk memeproduksi produk tersebut. Peran akuntan harus terlibat dalam desain produk karena 65 hingga 80 persein biaya produk ditentukan pada tahap proses produksi ini.

2. Perencanaan dan Penjadwalan

Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan, tujuan dari
langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk
memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa
menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Terdapat dua metode perencanaan produksi yang umum digunakan adala perencanaan
sumber daya produksi (manufacturing resource planning = MRP-II) dan sistem produksi
Just-in-Time (JIT). MRP-II adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku
untuk memnuhi perkiraan permintaan penjualan.
Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing, karena barang diproduksi
sebagai ekspektasi atas permintaan pelanggan. Sedangkan Just-in-Time (JIT)
memperluas prinsip sistem pengendalian persedian untuk seluruh proses produksi.
 Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi. JIT sering kali disebut sebagai pull manufacturing,
karena barang diproduksi sebagai tanggapan atas permintaan pelanggan. Jadi hanya
berproduksi sebagai tanggapan atas pesanan pelanggan.
Jadwal Induk Produksi (master production schedule – MPS) menspesifikasikan seberapa
banyak produk akan diproduksi selama priode perencanaan dan kapan produksi tersebut
harus dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku
yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik. Tempat bahan tersebut dibutuhkan.


3. Operasi Produksi

Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi actual dari produk. Cara aktivitas
ini dicapai sangat berbeda di berbagai perusahaan, perbedaan tersebut berdasarkan
jenis produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses
produksi.
Penggunaan berbagai bentuk Teknologi Informasi dalam proses produksi, seperti mesin
yang dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-integrated manufacturing
(CIM) untuk mengurangi biaya produksi. Walau sifat proses produksi dan keluasan CIM dapat berbeda di berbagai perusahaan, namun setiap perusahaan membutuhkan data mengenai empat segi berikut yaitu bahan baku yang digunakan, jam tenaga kerja yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan serta biayaoverhead produksi lainnya yang terjadi.

4. Akuntansi Biaya

Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya.
Terdapat tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya yaitu:
a. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian dan penilaian kinerja dari
operasi produksi.
b. Menyediakan data biaya produksi yang akurat yang dapat digunakan untuk
penentuan harga.
c. Untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung
persediaan dan harga pokok produksi.biaya pesanan

Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya berdasarkan Pesanan dan
Proses dalam membebankan biaya produksi ke produk. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke batch produk tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa yang dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat diidentifikasikan secara terpisah.
Sedangkan Perhitungan biaya proses, membebankan biaya ke setiap proses, dan
kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Biasanya
digunkan ketika produk atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah
massal dan unit terpisah tidak dapat dengan mudah diidentifikasi.
Kedua metode tersebut hanya merupakan metode untuk pembebaban biaya ke
produk atau jasa dan bukan metode pengumpulan data. Kerdua metode atau sistem tersebut membutuhkan akumulasi mengenai 4 jenis biaya dalam produksi atau pengadaan barang atau jasa, yaitu :

a. Biaya bahan baku

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

c. Biaya Mesin dan Peralatan serta,

d. Biaya Overhead Pabrik.




 F. Tujuan Siklus Produksi

Adapun tujuan siklus produksi adalah :

1. Agar semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.

2. Agar persediaan barang dalam proses dan aktiva tetep terjaga keamanannya

3. Agar semau transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.

4. Agar semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat

5. Agar semua catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan

6. Agar aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.



G. Risiko-Risiko yang mungkin terjadi pada Siklus Produksi .



Risiko/Ancaman dan prosedur pengendalian yang dilakukan dalam setiap aktivitas
produksi :

1. Desain Produksi yang kurang baik sehingga menyebabkan biaya
produksiberlebihan. Perbaikan informasi dan adanya data rinci mengenai biaya
jaminan dan produksi

2. Produksi dengan jumlah yang lebih ataupun kurang dari yang seharusnya. Buat
sistem perencanaan yang lebih baik, tinjau dan setujui perolehan aktiva tetap;
lakukan pengendalian anggaran.

3. Pencurian persediaan dan asset tetap pabrik. Batasi akses fisik ke persediaan dan
aktiva tetap.

4. Kinerja yang buruk dan Gangguan saat proses produksi. Buat cadangan dan
perencanaan pemulihan dari bencana. Prlsporsn yang baik dan tepat waktu.

5. Data biaya yang tidak sesuai. Kendalikan edit entri data, lakukan rekonsiliasi
antara jumlah yang tercatat dengan perhitungan fisik secara periodik.



PENERAPAN SIKLUS PRODUKSI DAN SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI DI PT PLN BATUBARA

A. Kegiatan Siklus Produksi


Produksi batubara yang di kirim oleh PLN batubara ke PLTU-PLTU milik PLN Batubara berasal dari
kegiatan Traiding dimana PLN batubara bekerjasama dengan pemilik ijin penambangan (IUP OP)
atau pemilik Ijin Khusus Pengangkutan dan Penjualan (IUP K). Sampai dengan saat ini PLN
Batubara belum memiliki Tambang sendiri untuk ditambang sehingga pembentukan Harga
Pokok Penjualan tidak seperti perusahaan tambang, tetapi lebih cendrung ke perusahaan
dagang atau jasa.



Dalam melakukan siklus produksi/ atau siklus pengadaan batubara, maka Arus informasi yang
masuk dari siklus lain adalah sbb:

- Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order customer/ pesanan dari PLTU PT
PLN dan perkiraan penjualan untuk digunakan dalam perencanaan pengadaan batubara dan
jumlah stok/ persediaan.
- Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh cadangan dan mengontrol
pengeluaran lain yang akan membentuk harga pokok.
- Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya Karyawan dan ketersediaannya.




Gambaran keterkaitan siklus produksi dan siklus lainnya adalah sebagai berikut






B. Aktivitas SIklus Produksi

Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi/ pengadaan batubara, yaitu:

a. Desain Produk/ Menentukan Spesifikasi barubara

Spesifikasi batubra yang dicari oleh PLN batubara harus disesuaikan dengan pesanan
PLTU milik PLN Persero yang dituangkan dalam Lampiran perjanjian kerjasama dalam
bentuk Kerjasama Strategis (KJS). Disamping spesifikasinya, juga harus dipastikan
stok/cadangan yang dimiliki oleh rekanan/vendor sehingga diperlukan study khusus
untuk mengetahui jumlah cadangan yang dimiliki oelh vendor atau penambang.



b. Perencanaan dan Penjadwalan

Langkah kedua adalah dengan membuat perencanaan dan jadwal pengiriman agar
sesuai dengan jadwal yang dibutuhkan oleh PLTU dengan tujuan tidak terjadi
kekurangan bahan bakar batubara dalam jangka waktu tertentu sehingga terhindar dari
pemadaman atau jangan sampai persediaan batubara terlalu besar sehingga menjadi
tidak efisien.



c. Operasi Produksi

Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah produksi actual dari produk/batubara
adalah dengan memastikan sepesifikasi dan jumlah yang sesuai dengan pesanan. Untuk
memastikan hal ini maka PT PLN batubara menunjuk surveyor independen untuk  mengawasinya. Peran surveyor independen ini sangat vital karena dari hasil kerja profesionalnya terbit Sertifikat of Wight ( berat batubara ) dan serificate of Analysiss  (spesifikasi batubara). Kedua sertifikat ini menentukan nilai rupiah dari batubara  tersebut.



d. Akuntansi Biaya/ Komponen pembentuk harga Batubara.

Komponenpembentuk harga Batubara adalah :

a. Harga Acuan Batubara (HBA) yang terbit setiap bulan, merupakan pembentukan
harga pasar batubara mengacu pada 5 index internasional.
b. Spesifikasi batubara yang diterima/dikirim ke PLTU yang mengacu pada hasil
surveyor independen.
c. Berat batubara yang diterima/ dibongkar di jetty PLTU
d. Biaya transfortasi baik darat maupun laut
e. Biaya Surveyor independen
f. Biaya Bongkar muat/ disesuaikan dengan perjanjian dengan pemasok.
g. Biaya Asuransi batubara
h. Biaya tenaga kerja dan administrasi lainnya, serta
i. Margin PLN Batubara sendiri untuk mengcover risiko dan pembentukan laba.




C. Sistem Pengendalain atas Siklus Pengiriman Batubara


Sistem yang dibangun oleh PLN Batubara untuk mengamankan jumlah cadangan, Pesanan dan
Pengiriman Batubara adalah Sistem Pengendalian batubara yang disebut Coal Sistem atau
Coalsys. Sistem ini memonitor sejak batubara masih ditambang, dalam pengangkutan darat, di
jetty pelabuhan muat (loading), dalam Kapal atau Tongkang sampai dengan saat pembongkaran
di Pelabuhan milik PLTU.
Sementara untuk pengendalian penagihan atau Invoice dilakukan dengan menggunakan Sistem
Batubara Online (BBO) yang sudah digunakan secara nasional oleh PT PLN Persero.



DAFTAR PUSTAKA :

1. Hapzi Ali, Prof., Dr. MM. CMA. 2018, Modul Perkuliahan- Sistem Informasi dan
Pengendalian Internal- Siklus Produksi & Sistem Informasi Siklus Produksi, Universitas
Mercubuana.

2. Faz Zamzani, Nabella Duta Nusa, Ihda Arifin Faiz, 2016, Sistem Informasi
Akuntansi, Gajah Mada University Press











Comments

Popular posts from this blog

PENGELOLAAN BATUBARA DENGAN APLIKASI BATUBARA ONLINE (BBO) DI PT PLN (PERSERO)

KONSEP DASAR KEAMANAN INFORMASI DAN PEMAHAMAN SERANGANNYA, TIPE-TPE PENGENDALIAN DAN PRINSIP THE FIVE TRUST SERVICE UNTUK KEANDALAN SISTEM

Artikel Sistem Pengendalian Internal